Senin, 27 April 2015

tidak, tidak .... tak ada





Rintik hujan turun perlahan
Gemericik air mengalir jatuhi dirinya
Membasahi tiap sela yang ada di muka bumi
Dalam hati bertanya?
Hmmm...
Mengapa sekarang aku berada di sini
Dengan orang-orang yang baru kukenal.
Aku lelah berkenalan
Aku lelah mengenal kalian
BUKAN. Bukan ku tak ingin bersahabat
Tapi aku harus mengulang lagi.
Ya mengulang lagi dari awal.
Mencoba menyesuaikan diri.
Yaa.. perubahan itu pasti terjadi dalam kehidupan.
Tapi di kondisi seperti ini aku mengulang proses penyesuaian
Untuk membuat kalian menerima ku.
Kuingin kalian menerima ku.
Kuingin kalian menerima kekurangan ku,
kekurangan?
apa kekurangan mu?
kulihat kau hampir sempurna?
ya,, tampat nya begitu tapi kau tak tau apa yang bergejolak di batin ini?
berawal dari kata-kata.
hanya kata-kata yang keluar dari bibir yang tak berdaya.
cibiran kalian.
Cibiran-cibiran kecil yang untuk kalian
Hanyalah hal kecil dan sepele.
entrah kalian menganggap itu hanyalah gurauan, candaan,
tapi kalian tak mengerti makna yang terirat dari setiap kata yang terucap dari bibir kalian
Namun, itu bagaikan membuka luka lama.
Luka yang belum kering,
Luka yang belum sembuh.
Luka yang tergores sejak masa kecil...
Masa kanak-kanak.
Masa seharusnya ada keceriaan.
Ada pengharapan, sukacita.. namun sudah terukir sebuah luka.
Berat dan perih...
membuka diri dan keterbukaan?
perlu waktu lama untuk meyakinkan diri.
hanya sedikit rasa kepercayaan ini.
saat ku buka diri kalian menganggapku alien.
aneh, berbeda, mungklin langka. heh?
...
Setiap kali berganti tempat baru.
Tempat yang memang berbeda, dan orang yang pastinya berbeda,
Tiap kali itu pulalah luka itu terus terbuka dan bahkan makin membesar.
Coba kutahan.... Coba ku kuatkan diri..
Laksana air dalam tempayan yang terisi tetes air hujan.
Yang kian meluap dan tumpah...                                  
Timbul pertanyaan dalam benakku...?
???
Apakah aku tak perlu berteman, tak perlu bersahabat?
tertutup, pendiam, misterius, sombong....
“apatis” mungkin saja kata itu yang keluar dari mulut kalian.
Atau aku harus mengakrabkan diri?
Ah, tidak tidak, aku takut dan ragu
Luka ini belum sembuh,belum kering.
Tak ingin luka ini makin membesar.
Aku takut kita dekat, lalu kalian menjauh.
....
Diam...
....
Hanya diam itu yang bisa kulakukan
Tak ada perlawanan yang berarti yang mampu kulakukan.
Cibiran, candaan yang menyayat hati...
Aku ingin berontak pada diri ini seakan
Aku terjerat dalam rantai pengucilan...
Hah? Pengucilan? Perasaan kusaja.
Atau aku yang mengucilkandiri.
Ah.. sudah lah... diam..
Diam yang tak berarti..
Tetap saja begitu..
Aku bertanya?
Ini adalah kelebihan atau kekurangan?
Jika ini kelebihanku mengapa harus menyakitkan dan harus jiwa yang tersakiti,
kenapa tidak raga ini saja.. toh.. raga ini akan sembuh seiring waktu..
ya,, ini adalah kekuranganku..
kekurangan ku
yang belum bisa berdamai dengan diri.
kekuranganku
yang tak bisa mensyukuri diri ku

AnonymouS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar