Minggu, 17 Mei 2015

Rasa yang seharusnya tak pernah ada




Rembulan emas menari melambai gemulai..
Perlahan awan berarak menutupi kilaunya…
Hembusan angin barat menambah kelam suasana…
Lengkaplah sudah suasana senyap sendiri….
Sejenak ku berpindah ke sudut ruang redup..
Kupiir seribu kali tentang kebenaran rasa ini…
Tak ada yang mengusahakan…
Kenapa harus ada….
Rasa yang seharusnya tak pernah ada…
Karena keberadaanya jatuh di bumi yang salah..
Bersemi di musim yang tak semestinya…
Dan mekar mengembang terlambat tak selayaknya…
Mencoba bermain ria dengan fantasi..
Mengabaikan tentang kenyataan..
Siapa saya …siapa kamu…
- See more at: http://www.duniapuisi.com/2015/01/puisi-cinta-terlarang.html#sthash.UOCpYuot.dpuf
Rembulan emas menari melambai gemulai..
Perlahan awan berarak menutupi kilaunya…
Hembusan angin barat menambah kelam suasana…
Lengkaplah sudah suasana senyap sendiri….
Sejenak ku berpindah ke sudut ruang redup..
Kupiir seribu kali tentang kebenaran rasa ini…
Tak ada yang mengusahakan…
Kenapa harus ada….
Rasa yang seharusnya tak pernah ada…
Karena keberadaanya jatuh di bumi yang salah..
Bersemi di musim yang tak semestinya…
Dan mekar mengembang terlambat tak selayaknya…
Mencoba bermain ria dengan fantasi..
Mengabaikan tentang kenyataan..
Siapa saya …siapa kamu…
- See more at: http://www.duniapuisi.com/2015/01/puisi-cinta-terlarang.html#sthash.UOCpYuot.dpufv
http://cyberdakwah.com/wp-content/uploads/2013/09/cinta-dunia.jpg




Rembulan emas menari melambai gemulai..
Perlahan awan berarak menutupi kilaunya…
Hembusan angin barat menambah kelam suasana…
Lengkaplah sudah suasana senyap sendiri….

Sejenak ku berpindah ke sudut ruang redup..
Kupikir seribu kali tentang kebenaran rasa ini…
Tak ada yang mengusahakan…
Kenapa harus ada….

Rasa yang seharusnya tak pernah ada…
Karena keberadaanya jatuh di bumi yang salah..
Bersemi di musim yang tak semestinya…
Dan mekar mengembang terlambat tak selayaknya…

Mencoba bermain ria dengan fantasi..
Mengabaikan tentang kenyataan..
Siapa saya …siapa kamu…

 
http://www.anneahira.com/images/cinta-segitiga.jpg


Rembulan emas menari melambai gemulai..
Perlahan awan berarak menutupi kilaunya…
Hembusan angin barat menambah kelam suasana…
Lengkaplah sudah suasana senyap sendiri….
Sejenak ku berpindah ke sudut ruang redup..
Kupiir seribu kali tentang kebenaran rasa ini…
Tak ada yang mengusahakan…
Kenapa harus ada….
Rasa yang seharusnya tak pernah ada…
Karena keberadaanya jatuh di bumi yang salah..
Bersemi di musim yang tak semestinya…
Dan mekar mengembang terlambat tak selayaknya…
Mencoba bermain ria dengan fantasi..
Mengabaikan tentang kenyataan..
Siapa saya …siapa kamu…
- See more at: http://www.duniapuisi.com/2015/01/puisi-cinta-terlarang.html#sthash.xsN9os3r.dpuf

Rembulan emas menari melambai gemulai..
Perlahan awan berarak menutupi kilaunya…
Hembusan angin barat menambah kelam suasana…
Lengkaplah sudah suasana senyap sendiri….
Sejenak ku berpindah ke sudut ruang redup..
Kupiir seribu kali tentang kebenaran rasa ini…
Tak ada yang mengusahakan…
Kenapa harus ada….
Rasa yang seharusnya tak pernah ada…
Karena keberadaanya jatuh di bumi yang salah..
Bersemi di musim yang tak semestinya…
Dan mekar mengembang terlambat tak selayaknya…
Mencoba bermain ria dengan fantasi..
Mengabaikan tentang kenyataan..
Siapa saya …siapa kamu…
- See more at: http://www.duniapuisi.com/2015/01/puisi-cinta-terlarang.html#sthash.xsN9os3r.dpuf

Rembulan emas menari melambai gemulai..
Perlahan awan berarak menutupi kilaunya…
Hembusan angin barat menambah kelam suasana…
Lengkaplah sudah suasana senyap sendiri….
Sejenak ku berpindah ke sudut ruang redup..
Kupiir seribu kali tentang kebenaran rasa ini…
Tak ada yang mengusahakan…
Kenapa harus ada….
Rasa yang seharusnya tak pernah ada…
Karena keberadaanya jatuh di bumi yang salah..
Bersemi di musim yang tak semestinya…
Dan mekar mengembang terlambat tak selayaknya…
Mencoba bermain ria dengan fantasi..
Mengabaikan tentang kenyataan..
Siapa saya …siapa kamu…
- See more at: http://www.duniapuisi.com/2015/01/puisi-cinta-terlarang.html#sthash.xsN9os3r.dpuf

Rembulan emas menari melambai gemulai..
Perlahan awan berarak menutupi kilaunya…
Hembusan angin barat menambah kelam suasana…
Lengkaplah sudah suasana senyap sendiri….
Sejenak ku berpindah ke sudut ruang redup..
Kupiir seribu kali tentang kebenaran rasa ini…
Tak ada yang mengusahakan…
Kenapa harus ada….
Rasa yang seharusnya tak pernah ada…
Karena keberadaanya jatuh di bumi yang salah..
Bersemi di musim yang tak semestinya…
Dan mekar mengembang terlambat tak selayaknya…
Mencoba bermain ria dengan fantasi..
Mengabaikan tentang kenyataan..
Siapa saya …siapa kamu…
- See more at: http://www.duniapuisi.com/2015/01/puisi-cinta-terlarang.html#sthash.xsN9os3r.dpuf

Rembulan emas menari melambai gemulai..
Perlahan awan berarak menutupi kilaunya…
Hembusan angin barat menambah kelam suasana…
Lengkaplah sudah suasana senyap sendiri….
Sejenak ku berpindah ke sudut ruang redup..
Kupiir seribu kali tentang kebenaran rasa ini…
Tak ada yang mengusahakan…
Kenapa harus ada….
Rasa yang seharusnya tak pernah ada…
Karena keberadaanya jatuh di bumi yang salah..
Bersemi di musim yang tak semestinya…
Dan mekar mengembang terlambat tak selayaknya…
Mencoba bermain ria dengan fantasi..
Mengabaikan tentang kenyataan..
Siapa saya …siapa kamu…
- See more at: http://www.duniapuisi.com/2015/01/puisi-cinta-terlarang.html#sthash.xsN9os3r.dpuf

Rembulan emas menari melambai gemulai..
Perlahan awan berarak menutupi kilaunya…
Hembusan angin barat menambah kelam suasana…
Lengkaplah sudah suasana senyap sendiri….
Sejenak ku berpindah ke sudut ruang redup..
Kupiir seribu kali tentang kebenaran rasa ini…
Tak ada yang mengusahakan…
Kenapa harus ada….
Rasa yang seharusnya tak pernah ada…
Karena keberadaanya jatuh di bumi yang salah..
Bersemi di musim yang tak semestinya…
Dan mekar mengembang terlambat tak selayaknya…
Mencoba bermain ria dengan fantasi..
Mengabaikan tentang kenyataan..
Siapa saya …siapa kamu…
- See more at: http://www.duniapuisi.com/2015/01/puisi-cinta-terlarang.html#sthash.xsN9os3r.dpuf

Rembulan emas menari melambai gemulai..
Perlahan awan berarak menutupi kilaunya…
Hembusan angin barat menambah kelam suasana…
Lengkaplah sudah suasana senyap sendiri….
Sejenak ku berpindah ke sudut ruang redup..
Kupiir seribu kali tentang kebenaran rasa ini…
Tak ada yang mengusahakan…
Kenapa harus ada….
Rasa yang seharusnya tak pernah ada…
Karena keberadaanya jatuh di bumi yang salah..
Bersemi di musim yang tak semestinya…
Dan mekar mengembang terlambat tak selayaknya…
Mencoba bermain ria dengan fantasi..
Mengabaikan tentang kenyataan..
Siapa saya …siapa kamu…
- See more at: http://www.duniapuisi.com/2015/01/puisi-cinta-terlarang.html#sthash.xsN9os3r.dpuf

Rembulan emas menari melambai gemulai..
Perlahan awan berarak menutupi kilaunya…
Hembusan angin barat menambah kelam suasana…
Lengkaplah sudah suasana senyap sendiri….
Sejenak ku berpindah ke sudut ruang redup..
Kupiir seribu kali tentang kebenaran rasa ini…
Tak ada yang mengusahakan…
Kenapa harus ada….
Rasa yang seharusnya tak pernah ada…
Karena keberadaanya jatuh di bumi yang salah..
Bersemi di musim yang tak semestinya…
Dan mekar mengembang terlambat tak selayaknya…
Mencoba bermain ria dengan fantasi..
Mengabaikan tentang kenyataan..
Siapa saya …siapa kamu…
- See more at: http://www.duniapuisi.com/2015/01/puisi-cinta-terlarang.html#sthash.xsN9os3r.dpuf

Rembulan emas menari melambai gemulai..
Perlahan awan berarak menutupi kilaunya…
Hembusan angin barat menambah kelam suasana…
Lengkaplah sudah suasana senyap sendiri….
Sejenak ku berpindah ke sudut ruang redup..
Kupiir seribu kali tentang kebenaran rasa ini…
Tak ada yang mengusahakan…
Kenapa harus ada….
Rasa yang seharusnya tak pernah ada…
Karena keberadaanya jatuh di bumi yang salah..
Bersemi di musim yang tak semestinya…
Dan mekar mengembang terlambat tak selayaknya…
Mencoba bermain ria dengan fantasi..
Mengabaikan tentang kenyataan..
Siapa saya …siapa kamu…
- See more at: http://www.duniapuisi.com/2015/01/puisi-cinta-terlarang.html#sthash.xsN9os3r.dpuf

Rembulan emas menari melambai gemulai..
Perlahan awan berarak menutupi kilaunya…
Hembusan angin barat menambah kelam suasana…
Lengkaplah sudah suasana senyap sendiri….
Sejenak ku berpindah ke sudut ruang redup..
Kupiir seribu kali tentang kebenaran rasa ini…
Tak ada yang mengusahakan…
Kenapa harus ada….
Rasa yang seharusnya tak pernah ada…
Karena keberadaanya jatuh di bumi yang salah..
Bersemi di musim yang tak semestinya…
Dan mekar mengembang terlambat tak selayaknya…
Mencoba bermain ria dengan fantasi..
Mengabaikan tentang kenyataan..
Siapa saya …siapa kamu…
- See more at: http://www.duniapuisi.com/2015/01/puisi-cinta-terlarang.html#sthash.xsN9os3r.dpuf

Sabtu, 09 Mei 2015

Kalimantan Tengah berada pada sekitar pertengahan Pulau Kalimantan.



Email: gubernur@kalteng.go.id
Wakil Gubernur Kalimantan Tengah
Ir. H. Achmad Diran
 
Kalimantan Tengah adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak 111º BT hingga 116º BT dan 0º 45´ LU serta 3º 30´ LS.

Kalimantan Tengah yang masih tertinggal pembangunan fisiknya dibandingkan berberapa daerah di Indonesia, sejauh ini merupakan tempat yang cukup damai dan tentram. Secara geologis ancaman bencana alam gempa bumi / tsunami tanah longsor atau banjir besar belum pernah terjadi di daerah ini. Persoalan kabut asap yang terjadi pun hanya bersifat temporer dan dalam kemarau yang amat ekstrim saja. Wilayah ini telah mampu memulihkan diri dari masalah internal etnisitas yang dahulu pernah terjadi. Kalimantan Tengah sekarang masih merupakan Propinsi terluas nomor 3 (tiga) di Indonesia setelah Papua dan Kaltim.
 
Nama Negara/ Wilayah
Luas Tahun 2007 (km²)
Indonesia
1.904.556
Pulau Kalimantan
743.330
Kalimantan Indonesia
535.834
Kalimantan Tengah
153.564
Netherlands
41.532
Switzerland
41.290
Israel
22.451
Singapore
704
 https://daedhe.files.wordpress.com/2012/05/selamat-ultah-kalimantan-tengah.jpg
 
Propinsi ini lahir dari penataan kembali Propinsi di Kalimantan, di mana dahulunya propinsi ini merupakan wilayah Kalimantan Selatan. Lahan Kalteng sebagian besar masih misterius, pada bagian Selatan pada umumnya adalah rawa-rawa dan gambut dan makin ke utara menanjak menuju jajaran pegunungan Muller Schwaner yang sampai sekarang juga masih misterius.
Ibu kota propinsi Palangka Raya terletak di tengah-tengah seluruh ibu kota Kabupaten atau berada di titik sentral semua ibu kota Kabupten yang ada di Propinsi ini. Pembangunan daerah antara Propinsi dan Kabupaten berlangsung dalam derajad yang hampir sama, bahkan beberapa Kabupaten telah lebih cepat berkembang dibandingkan Propinsi sendiri, seperti Kotawaringin Timur, Barito Utara dan Kotawaringin Barat. Hal ini dimungkinkan karena letak strategis kota Palangka Raya di tengah Propinsi yang membuka peluang tumbuhnya wilayah-wilayah secara simultan. Propinsi ini di huni oleh hampir seluruh anak suku bangsa yang ada di Indonesia sekitar 12 orang per kilometer persegi dan mereka multi etnis dan multi budaya. Namun di sana masih hadir etnis awal yaitu suku Dayak.
Apabila anda melihat dari jendela pesawat ke permukaan daratan Kalteng, anda harus menyibak awan keperakan yang selalu berarak di atas bumi "Isen Mulang". Dari atas sana dengan seksama dan teliti, anda akan melihat garis pantai Propinsi Kalimantan Tengah di Laut Jawa sejauh 750 km yang masih sunyi sepi dan muara sungai-sungai besar seolah kepala ular naga yang tanpa ujung. Ada 11 sungai besar dan ribuan cabang dan anak sungai. Pada saatnya Anda akan menemukan jantung Kalimantan Tengah ibu kota Propinsi Palangka Raya hampir berada di tengah-tengah Pulau Kalimantan.
http://pusat.baznas.go.id/wordpress/wp-content/uploads/2013/06/tugu-kalteng.jpg
Kota Palangka Raya adalah kota yang lahir dari suatu grand desain asli Republik Indonesia, yaitu kota ini di bangun oleh prakarsa Presiden RI pertama Bapak Soekarno bersama dengan tokoh-tokoh putera daerah yang diwakili oleh Bapak Tjilik Riwut. Kota yang di bangun oleh beragam tangan kebersamaan anak suku bangsa. Inilah satu-satunya kota pertama yang direncanakan dan di bangun dari tiada. Kota yang dapat dikatakan lahir dari buah tangan di masa-masa awal kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 1957.
Kota Palangka Raya dapat dikatakan sebagai tonggak sejarah pembangunan kota bagi Indonesia, karena kota ini dilahirkan melalui buah tangan kemerdekaan dari tiada menjadi nyata. Di kota inilah secara teratur setiap tahunnya diadakan secara sederhana Festival Seni Budaya Dayak "Isen Mulang". Agenda seni budaya yang merepresentasikan sebagian kecil khazasanah seni budaya tradisional suku Dayak dan akulturasi budaya masyarakatnya dengan masyarakat pendatang yang lainnya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikfOMLNDL81RI-oolNTdrUN4RNtMc7PO-WLtzcLk4JtjTJOKL_Lcm7qib7iW4nW9ZmDnmkkXe7GwyOVskintiLfq0-AK9LPiCDfM7vUYYG0-zvXlA118m_oE36_DEm8jgE4d3Z2MZulRA/s1600/Danau+Tahai.jpg Bahwa Bung Karno pernah mencanangkan kota Palangka Raya - Kalimantan Tengah menjadi kandidat ibu kota negara RI bukanlah sesuatu yang naif, melainkan lahir dari pandangan visioner Bapak Bangsa kita ini.
Sebelum ahli geologi di dunia memberikan bukti / data bahwa Pulau Kalimantan relatif aman dari bencana gempa bumi dibandingkan pulau-pulau lainnya di Indonesia, dari sejarah pulau Kalimantan, memang secara eksplisit belum ada bukti yang menunjukkan pulau ini pernah mengalami bencana gempa bumi direct / langsung di pulau ini. Bukti yang ada dari cerita leluhur, pengalaman gempa bumi hanya terjadi sebagai imbas tidak langsung dari aktivitas vulkanik di wilayah luar Pulau Kalimantan.


http://www.majalahburungpas.com/userfiles/images/news/RahaiiPangunCruising_111.jpg Bila pada malam hari langit cerah dan kita duduk diberanda mengamati langit dari kota Palangka Raya, kita dapat melihat banyak pesawat yang melintas udara kota Palangka Raya pada ketinggian 9.000 meter ke atas. Mengamati hal ini kita dapat melihat referensi jalur penerbangan pesawat komersial dunia, ternyata memang benar banyak yang melewati udara Kalimantan / Kalimantan Tengah. Hal ini juga konkuren dengan lokasi geografi Kalimantan tengah yang berada di tengah-tengah Indonesia, dan di tengah peta dunia di antara benua-benua yang ada.
Provinsi Kalteng yang terletak di tengah-tengah diantara provinsi Indonesia di Kalimantan amat baik posisinya menjadi integrator prasarana wilayah Kalimantan. Untuk membangun jalan raya Kalimantan, Kerata api Kalimantan, Telekomunikasi Kalimantan dan lain-lain, tidak akan terpadu apabila tidak melewati wilayah Kalteng ini.
Lahan Kalimantan Tengah hanya sedikit yang subur untuk tanaman pangan, lebih banyak sesuai untuk tanaman keras. Seperti halnya kota Palangka Raya, sangat ideal untuk mendirikan bangunan infrastruktur gedung dan prasarana lainnya. Tidak ada kekhawatiran akan menggunkan lahan pertanian pangan seperti yang umumnya terjadi di pulau Jawa yang lahannya amat sesuai untuk pertanian tanaman pangan. Lahan yang amat luas di provinsi Kalimantan Tengah sebagai lahan provinsi terluas nomor tiga di Indonesia, dengan penduduk yang relatif sedikit sekitar 13 orang / km2. Disamping itu sejak pendirian Provinsi Kalimantan Tengah yang dilakukan bersama-sama oleh berbagai anak suku bangsa dengan suku Dayak tahun 1957, provinsi ini menjadi rumah besar / betang dihuni oleh multi etnis, dari segala sisi kehidupan masyarakatnya telah menggambarkan asimilasi dan akulturasi dari hampir semua anak suku yang ada di Indonesia. Kita dapat melihat komposisi masyarakat Kalimantan Tengah saat ini yang lebih dari separoh dari sekitar 2 juta penduduknya itu adalah dari berbagai anak suku bangsa yang ada di Indonesia.


http://i1.trekearth.com/photos/28148/borneoriverbankhomes_filtered.jpg Dalam lingkup pemerintahan daerah, peluang menduduki jabatan penting telah sejak lama tidak ada perbedaan antara putera daerah asli dengan para penduduk pendatang. Dari Gubernur, walikota, bupati sampai pegawai biasa, dari kota sampai pelosok, terdiri dari berbagai suku yang ada di Indonesia. Kalau boleh dikatakan, Kalimantan Tengah menjadi tempat akulturasi nasional anak-anak suku bangsa Nusantara.
Pantai Kalteng yang meliputi garis pantai di pesisir laut Jawa sepanjang 750 km tempat bermuara 11 sungai besar Kalteng, menjadi wilayah yang relatif aman bagi pembangunan pelabuhan laut dan terlindung dari turbulensi samudera karena letaknya yang memberikan proteksi dari dampak cuaca / iklim yang ekstrim.
Dari sisi sumberdaya energi, diketahui bahwa salah satu deposit batubara terbesar terdapat di Kalteng, persoalan eksploitasinya adalah berdasarkan pengalaman pengusaha batubara yang aktif saat ini misalnya di Kabupaten Murung Raya, adalah sulitnya infrastruktur pendukung yang amat minim atau hampir nol, untuk membangun kegiatan industri. Jalan darat dengan tekanan gandar yang rendah belum mampu mendukung industri berat. Potensi sumberdaya alam yang ada bila akan diusahakan akan menyebabkan biaya tinggi bagi para investor. Hal ini amat nyata, karena untuk melakukan investasi batubara misalnya, investor harus membangun semua sarana penunjangnya yang masih nol, harus membangun jalan, permukiman, membangun pembangkit listrik sendiri, mendidik / mendatangkan tenaga kerja dan lain-lain yang berakibat high cost dan tujuan investasi melenceng dari subyeknya. Investor akhirnya harus melakukan “pembangunan wilayah” dalam investasi obyek tertentu.
Dari publikasi Badan Tenaga Atom Nasional, jelas bahwa Kalteng memiliki deposit uranium yang dapat digunakan untuk pembangkit energi / listrik. Di dukung kondisi alamnya yang relatif aman dari gempa dan bencana lainnya, potensi energi listrik tenaga nuklir cukup rasional untuk dapat dikembangkan di Kalteng menghadapi krisis minyak dunia yang terus berlangsung.


http://bravaradio.com/wp-content/uploads/2014/07/images_Tanjung-Puting-01-by-beningcorpora-dot-com.jpg Bahwa satu-satunya pulau di Indonesia ini yang dihuni bersama oleh tiga negara, maka pulau Kalimantan adalah eksistensi bagi tiga negara Malaysia, Brunei dan Indonesia. Dalam kawasan Asean, wilayah ini sebenarnya layak menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi yang cepat untuk mendukung pembangunan Indonesia, mengingat sebagian besar areal pulau Kalimantan adalah wilayah Indonesia. Kalimantan dapat menjadi arena interaksi seosial-ekonomi-budaya-politik dan lain-lain yang langsung bersentuhan kepada kawasan regional Asean, cikal bakal pergaulan internasional yang nyata dapat dimulai dan amat potensial bagi Indonesia di Kalimantan.
Dengan pembangunannya yang masih tertinggal dari daerah lain, Kalteng / Kalimantan sudah menjadi kawasan tujuan para anak suku Indonesia untuk pengembangan ekonominya, terbukti dari data statistik penduduknya yang menyatakan separoh atau bahkan lebih penduduknya saat ini adalah para pendatang dari berbagai penjuru Indonesia. Yang masih kurang di tempat ini adalah pembukaan lapangan usaha yang betul-betul menjadi “GULA” bagi Indonesia.
Pulau Kalimantan tidak perlu terlalu jauh menjadi lokasi ibu kota RI, cukup adanya kesepakatan yang konsisten dari semua pihak untuk mempercepat membangun wilayah ini menjadi tempat yang setara infrastrutkur dasarnya bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Potongan Film Dokumenter Kalteng Tahun 1957 di taruh di YouTube. Part of Central Kalimantan documentary movie is to be placed in YouTube.


Central Kalimantan is about in the centre of Borneo Island.

Central Kalimantan is one of provinces in Indonesia that lies between 111º East to 116º East and 0º 45´ North, and  3º 30´ South.
Kalimantan Tengah (Central Kalimantan) is about in the centre of Borneo Island. It is the one of Indonesian provinces. In comparison to the other provinces of Indonesia, this province is relatively in backward of the physical development stages. However, it has been a place of peaceful and lovely place for living. Geologically its area is far away from many natural disaster effects such as earthquakes / tsunami, land slides and others. The problem of smog during long summer days is only a temporary of extreme cause to affect the small portion of the most of natural living style of local community. This area has been able to be stable and recover from an internal ethnical riot in year 2001. 

 Central Kalimantan is still the one of largest area of Indonesian provinces. It has been number three among the provinces of Papua and East Kalimantan.

http://www.greenpeace.org/seasia/id/Global/seasia/Indonesia/image/kepak-sayap-enggang/20120921Greenpeace-Katingan-river-resize01.jpg The province was borne as the result of reorganization of Indonesian provinces in Kalimantan. It used to be a part of South Kalimantan Province.

Most of the land of the province is still mysterious, Southern part in general is cover by peat land and tidal areas. Across to the North, the landscapes come to the mountainous area of the Muller Schwanner mountain belt. This also is still to be a mysterious place for people.

Capital of the province is Palangka Raya. This city is in the centre from the all districts in the province. There is no so much different level of the development stages between the province and the districts; instead many of districts have been able to achieve a relatively bigger progress of development than the province, such as district of Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat and Barito Utara. This is caused by the leading position of Palangka Raya in the centre of province to bring about better simultaneous growing stages to the hinterland areas. Nowadays, inhabitants of this province are only about 12 person per square kilometers and they are multi ethnic and multi cultural from all over Indonesian. However the first native inhabitant is the Dayak tribes.

 
Whenever you take a look from the window of a plane to the land surface of Central Kalimantan, you have to find a way to disclose the almost forever silvery clouds in the blue sky that always cover sky of the Isen Mulang (or no retreat land). If it is enable, with a curious and distinctive effort, at first, you may be able to have a look to the almost virgin and silent shoreline of the province in the beach of Java Sea along 750 kilometers, there the downstream of big rivers comes to the end as just look like the head of big dragon in a never ending body. There are 11 big rivers and thousands of tributaries and small rivers. By the time you will see the hearth of Central Kalimantan, the province's capital of Palangka Raya that is lied down almost in the centre of Borneo Island.

Palangka Raya is a small city that has been created from nothing, as a result of grand design of Republic of Indonesia in the earlier time of Indonesian independence. The city was erected by the first President of Indonesia, Mr. Soekarno in togetherness with Mr. Tjilik Riwut and the local leaders of native people of Dayak. However, the city has been built hand in hand by almost all of the peoples of Indonesian. This is the only one of first city that has been planned and built from nothing in Indonesia. The city can be said as a nice gift of the earlier time of Indonesian independence that is in 1957.

 
 Palangka Raya city can bee seen as a corner stone of a city development in Indonesia, because it was borne as the result of the fruit of Indonesian independence. It is from nothing to anything. This is the one reason for annually event in the city has been arranged in an annual festival of Art and Culture of Dayak that is so called Isen Mulang Festival. This is an agenda of art and culture of the traditional Dayak tribes and their cultural blending to the outsides of their world. This event calendar takes place at month of May in every year.

(sumber: http://kalteng.go.id/)

Asal Usul Kampung Pahandut (Palangkaraya)






Palangkaraya - Pahandoet Abraham Badjas (oloh bakas) 1924
Kampung Pahandut merupakan salah satu kampung tertua di daerah aliran sungai Kahayan bagian hilir, seperti halnya kampung Maliku, Pulang Pisau, Buntoi, Penda Alai dan Gohong. Konon dikisahkan bahwa karena keadaan tanah lahan bertani dan berkebun di Lewu Rawi (kemudian di kenal dengan nama lewu Bukit Rawi) tidak cocok, tersebutlah pasangan suami-isteri Bayuh dan Kambang memutuskan untuk mencari kawasan lain. Mereka kemudian milir (mendayung perahu ke arah hilir) menyusuri Sungai Kahayan yang akhirnya menemukan tempat yang cocok, sehingga kehidupan mereka menjadi lebih baik. Khabar tentang tanah yang cocok untuk kegiatan pertanian serta perbaikan kehidupan kedua suami istri tersebut terdengar oleh warga masyarakat lewu Rawi yang lain sehingga banyak sanak keluarga yang berasal dari kampung tersebut bahkan bahkan warga dari kampung/desa lain mengikuti jejak Bayuh dan Kambang pindah ke daerah baru itu. Akhirnya tempat tersebut berubah menjadi kawasan berusaha metik hasil hutan (bahasa Dayak Ngaju : eka satiar, sekaligus membuka lahan untuk bertani, yang disebut eka malan) kemudian berkembang menjadi tempat berusaha bertani dan berkebun lalu menjadi tempat permukiman. Dalam bahasa Dayak Ngaju hal yang demikian dinamakan Eka Badukuh, para warga menyebutnya Dukuh ain Bayuh, singkatnya permukiman itu disebut Dukuh Bayuh.
 kantor gub photo kantor_gubernur.jpg
Kantor Gubernur Tempo Doeloe
 http://static.panoramio.com/photos/original/13072643.jpg
Kantor Gubernur sekarang


Demikian Dukuh Bayuh (dukuh, Badukuh tidak sama dengan pengertian Dukuh dalam masyarakat Jawa, yang berarti lebih merupakan anak-desa atau desa cabang) semakin lama semakin berkembang maju, karena ternyata daerah itu dan sekitarnya memiliki sumber untuk memenuhi kebutuhan hidup warganya antara lain lokasi pemungutan hasil hutan seperti damar, getah jelutung (pantung), getah hangkang, katiau, dan rotan serta perairan sungai yang kaya dengan berbagai jenis ikan terutama dikawasan Dataran Aliran Sungai (DAS) Sebangau.
Dalam pada itu Dataran pematang (tanah tinggi ) terbentang dari sungai Kahayan menuju sungai Rungan disebut tangking terkenal dengan nama Bukit Jekan (Jekan baca seperti jejer) dengan tanah berbukit di Tangkiling pada kawasan tepi Barat sungai Kahayan, sedangkan di bagian Timur, terdapat danau besar yang dinamakan Danau Tundai dengan jumlah dan jenis ikan yang melimpah. Pada kawasan hulu dan hilir dari Dukuh Bayuh tersebut juga terdapat puluhan danau kecil yang banyak ikannya. Semuanya merupakan sumber mata pencaharian dan kehidupan warga Dukuh Bayuh sekaligus menjadi daya tarik bagi pendatang dari daerah lain untuk ikut berusaha di dukuh itu. Maka berubahlah Dukuh Bayuh yang semula hanya tempat berusaha : bertani dan berkebun menjelma menjadi lewu (desa), dan Bayuh tetap sebagai Pambakal (Kepala Desa). Dukuh Bayuh yang berkembang maju tersebut telah menjadi Kampung (Desa) dengan kehidupan warga makmur dan sejahtera.
 https://onong35.files.wordpress.com/2013/01/pahandut.jpg

Kampung Pahandut merupakan salah satu kampung tertua di daerah aliran sungai Kahayan bagian hilir, seperti halnya kampung Maliku, Pulang Pisau, Buntoi, Penda Alai dan Gohong. Konon dikisahkan bahwa karena keadaan tanah lahan bertani dan berkebun di Lewu Rawi (kemudian di kenal dengan nama lewu Bukit Rawi) tidak cocok, tersebutlah pasangan suami-isteri Bayuh dan Kambang memutuskan untuk mencari kawasan lain. Mereka kemudian milir (mendayung perahu ke arah hilir) menyusuri Sungai Kahayan yang akhirnya menemukan tempat yang cocok, sehingga kehidupan mereka menjadi lebih baik. Khabar tentang tanah yang cocok untuk kegiatan pertanian serta perbaikan kehidupan kedua suami istri tersebut terdengar oleh warga masyarakat lewu Rawi yang lain sehingga banyak sanak keluarga yang berasal dari kampung tersebut bahkan bahkan warga dari kampung/desa lain mengikuti jejak Bayuh dan Kambang pindah ke daerah baru itu.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjs0HodqwD0leNxGstNrzhVMqqS9efFlPHbj_HQgiQHb_Dphho98X_JG1_vEjKzA71_-0uoN6udZRYFmkRMJtsH4pyQc20Nr4IChLitTcnjsJ6WNAkh___14HgadMBlQ-VnfFWB8NwcBSk/h120/architecture1.jpg
Akhirnya tempat tersebut berubah menjadi kawasan berusaha “metik” hasil hutan (bahasa Dayak Ngaju : eka satiar, sekaligus membuka lahan untuk bertani, yang disebut eka malan) kemudian berkembang menjadi tempat berusaha bertani dan berkebun lalu menjadi tempat permukiman. Dalam bahasa Dayak Ngaju hal yang demikian dinamakan Eka Badukuh, para warga menyebutnya Dukuh ain Bayuh, singkatnya permukiman itu disebut Dukuh Bayuh.
Demikian Dukuh Bayuh (dukuh, Badukuh tidak sama dengan pengertian Dukuh dalam masyarakat Jawa, yang berarti lebih merupakan anak-desa atau desa cabang) semakin lama semakin berkembang maju, karena ternyata daerah itu dan sekitarnya memiliki sumber untuk memenuhi kebutuhan hidup warganya antara lain lokasi pemungutan hasil hutan seperti damar, getah jelutung (pantung), getah hangkang, katiau, dan rotan serta perairan sungai yang kaya dengan berbagai jenis ikan terutama dikawasan Dataran Aliran Sungai (DAS) Sebangau.
https://onong35.files.wordpress.com/2013/01/pahandut-2.jpg
Dalam pada itu Dataran pematang (tanah tinggi ) terbentang dari sungai Kahayan menuju sungai Rungan disebut tangking terkenal dengan nama Bukit Jekan (Jekan baca seperti jejer) dengan tanah berbukit di Tangkiling pada kawasan tepi Barat sungai Kahayan, sedangkan di bagian Timur, terdapat danau besar yang dinamakan Danau Tundai dengan jumlah dan jenis ikan yang melimpah. Pada kawasan hulu dan hilir dari Dukuh Bayuh tersebut juga terdapat puluhan danau kecil yang banyak ikannya. Semuanya merupakan sumber mata pencaharian dan kehidupan warga Dukuh Bayuh sekaligus menjadi daya tarik bagi pendatang dari daerah lain untuk ikut berusaha di dukuh itu. Maka berubahlah Dukuh Bayuh yang semula hanya tempat berusaha : bertani dan berkebun menjelma menjadi lewu (desa), dan Bayuh tetap sebagai Pambakal (Kepala Desa). Dukuh Bayuh yang berkembang maju tersebut telah menjadi Kampung (Desa) dengan kehidupan warga makmur dan sejahtera.
Sementara itu diceritakan bahwa terdapat seorang tokoh yang disegani oleh seluruh warga masyarakat Dukuh Bayuh karena mempunyai kelebihan yang sangat menonjol. Sang tokoh dianggap memiliki “kesaktian” dan “ilmu” serta oleh masyarakat setempat dipercaya sebagai “orang pintar”

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0x_cloljwyJfrKHy1OPuFSg6s9f43HWwjW-obgajk7z-bgFZhHNKKWNGKIvd8RNjgKbyj4ZXFIkeuC2EIWhLIxG0NVWBL4rXRTKqn8yqMgTJU8wnhKOO90QxxBA8xa2rF7FUgG9Ky3sYk/s400/Acara+potong+pantan+menyambut+tamu.+Tampak+Gubernur+Tjilik+Riwut+memakai+baju+dinas+resmi.jpg




Masyarakat Dukuh Bayuh bahkan masyarakat dari daerah lain sering minta pertolongan pada sang tokoh tentang berbagai hal. Sang Tokoh tersebut mempunyai anak-sulung laki-laki yang bernama Handut; dan sesuai adat orang Ngaju yang menganut ujaran teknonomi, yakni sepasang suami istri yang sudah berumah tangga dan sudah mempunyai anak, biasa disapa (dipanggil) secara akrab memakai nama anak sulung. Maka tokoh Desa Bayuh yang “berilmu” itu sangat akrab disapa Bapa Handut.
Ketika usianya sudah lanjut, Bapa Handut sering sakit-sakitan, dan ketika keadaan sakitnya sudah parah nampaknya sulit menghembuskan nafas terakhir. Warga Desa Bayuh merasa cemas dan prihatin atas penderitaan sang tokoh yang mereka hormati. Akhirnya kehendak Tuhan pun terjadi dan wafatlah Bapa Handut diiringi kesedihan dan isak tangis seluruh warga. Tokoh yang dihormati dan disegani telah tiada.
Guna mengenang dan menghormati sang tokoh yang sangat berpengaruh tersebut, semua warga masyarakat setuju Desa Bayuh diubah namanya menjadi Desa PAHANDUT (yang berasal dari kata Bapa Handut – panggilan akrab Sang Tokoh). Siapa nama asli Sang Tokoh itu, ternyata orang keturunan “asli” desa Pahandut tidak dapat memberi jawaban.
dinas pu photo dinas_pu.jpg
Dalam arsip Pemerintah Hindia Belanda nama Desa Pahandut tercatat dalam laporan Zacharias Hartman, seorang pejabat Pemerintah Hindia Belanda yang melakukan perjalanan menyusuri Sungai Kahayan dan Sungai Kapuas pada Bulan Oktober 1823. Dalam laporan perjalanannya, Orang Belanda pertama yang langsung menginjakkan kaki pada DAS Kahayan dan Kapuas tersebut menyebutkan Desa Pahandut sebagai salah satu desa yang dikunjungi.

Keberadaan Kampung Pahandut juga dilaporkan oleh para misionaris (para pengabar Injil) dari Jerman. Pada tahun 1859, Kampung Pahandut tercantum dalam peta yang dibuat para misionaris tersebut, dan Kampung Pahandut merupakan salah satu pangkalan (stasi) dari kegiatan penyebaran agama Kristen di sepanjang Sungai Kahayan. Laporan selanjutnya dari para misionaris menyebutkan bahwa pada tahun 1896, Misionar G.A. Alt bertugas di Stasi Pahandut, dan telah terbentuk jemaah Kristen dengan berdirinya bangunan gereja di Kampung itu. Letak bangunan gereja tersebut diperkirakan berada di Jalan Kalimantan sekarang. Pada tahun 1974, bangunan gereja yang terletak di tengah jalan tersebut, dibongkar untuk keperluan pembangunan dan pengaspalan jalan.
Dari notulen rapat Tumbang Anoi (tahun 1894) disebutkan bahwa di kampung Pahandut telah berdiri sebanyak 8 (delapan) buah rumah panjang (betang – rumah adat suku Dayak). Jika satu rumah betang berisi 5 (lima keluarga), maka paling sedikit Kampung Pahandut pada waktu itu telah dihuni oleh 40 keluarga. Ini berarti, kampung itu sudah cukup ramai.


Ngabe Anum Soekah
Ikhwal pasangan suami-istri Bayuh-Kambang, mereka mempunyai 2 orang anak laki-laki, yang sulung bernama Jaga sedang adiknya bernama Soekah. Bayuh sampai hari tuanya tetap dipercayakan sebagai Kepala Desa Pahandut dan di usia senjanya, Bayuh mengharapkan salah satu dari kedua putranya untuk menggantikannya sebagai kepala kampung. Jaga sebagai anak tertua (sulung) tidak dapat menolak. Sebenarnya Jaga mengharapkan adiknya, Soekah, yang menggantikan kedudukan/jabatan ayah mereka, namun karena Soekah menolak dengan alasan, dia masih mau merantau (mengembara alias berkelana), akhirnya Jaga diangkat menjadi Kepala Kampung Pahandut (Pambakal).
http://www.travelmatekamu.com/wp-content/uploads/2015/04/sandung_ngabe_sukah_3-700x525.jpg
Sandung Ngebe Sukah


Sekembali Soekah dari pengembaraannya dan berkumpul kembali dengan keluarganya di Pahandut, Soekah terpilih menjadi Pambakal/Kepala Kampung Pahandut menggantikan kakaknya, Jaga. Dalam kedudukannya sebagai Kepala Desa Pahandut, atas jasa-jasanya dalam memimpin dan membina Desa Pahandut, sehingga seluruh warganya dapat menikmati kehidupan makmur dan sejahtera, Pemerintah Hindia Belanda memberi gelar NGABE ANUM kepada Soekah. Dengan demikian, Pambakal Desa Pahandut adalah Ngabe Anum Soekah. Namun sebutan yang lebih terkenal dalam masyarakatnya adalah sebutan akrab tetapi mengandung rasa hormat yaitu Ngabe Soekah. Berdasarkan informasi H. Basrin Inin, pada masa kepemimpinan Ngabe Soekah, Kampung Pahandut menjadi kampung yang paling ramai dikunjungi pendatang dan tercipta perdamaian, keamanan dan kenyamanan dari penduduknya yang berasal dari berbagai suku, ras dan agama.3 Sandung Ngabe Soekah terletak di pertigaan Jalan Darmosugondo dan Jalan Dr. Murjani (di depan
terminal sementara). Sebelumnya telah didirikan sandung oleh Bayuh pada tahun 1783, kemudian dipugar menjadi lebih besar oleh Ngabe Soekah pada tahun 1848. Pada waktu itu, lokasi sandung Ngabe Soekah ini dinamakan dengan Bukit Ngalangkang.
Di kemudian hari banyak peristiwa mengambil tempat di Bukit Ngalangkang ini misalnya pengumuman nama Kota Palangka Raya dan peresmian Kotapraja Palangka Raya sebagai daerah otonom.4 Pada masa kepemimpinan Ngabe Soekah, salah seorang cucunya yang bernama Herman Syawal Toendjan (HS. Toendjan) diangkat menjadi Damang. Sesudah Ngabe Soekah berusia lanjut, ditunjuk cucunya yang lain yang bernama Willem Dean sebagai kepala kampung selama 2 tahun, selanjutnya sekitar tahun 1940 diangkat Abd Inin (anak ketiga dari Ngabe Soekah) sebagai kepala kampung yang baru. Abd Inin (kepala kampung) dan HS. Toendjan (Damang), berkenalan dengan Tjilik Riwut dalam perjuangan mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia. Pertemuan kembali ketiga sahabat tersebut terjadi lagi sekitar tahun 1957, ketika Tjilik Riwut beserta 7 orang tokoh yang ditugaskan untuk mencari ibukota Propinsi Kalimantan Tengah berkunjung ke Kampung Pahandut.




pahandut_1ab
Kampung pahandut dilihat dari atas (sekarang)

(sumber: citrabahana.blogspot.com dan onong35.wordpress.com)