Jumat, 01 Mei 2015

Kau Cantik Bagai Burung Haruei

Burung Haruei atau Kuau Besar Si Raksasa dengan Seratus Mata.

Burung haruei selain berukuran sangat besar pun memiliki bulu bermotif bundaran-bundaran menyerupai mata berwarna cerah dan berbintik-bintik keabu-abuan, apalagi ketika bulu ekornya dikembangkan. Karena itulah Carolus Linnaeus kemudian memberikan nama ilmiah Argusianus argus kepada burung kuau raja. Argus sendiri merupakan sosok raksasa bermata seratus dalam mitologi Yunani.
Argusianus argus ini dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Great Argus. Sedangkan dalam bahasa lokal, burung yang di Indonesia mendiami pulau Sumatera dan Kalimantan ini selain dikenal sebagai kuau juga kerap dipanggil Haruei / Juei
Ketenaran Kuau Melayu di pedalaman Kalimantan Tengah menjamin keman­tapan pemilihan jenis ini menjadi jenis fauna lambang daerah. Habitat Kuau Melayu terdapat banyak di Kalimantan Tengah.
Burung kuau raja atau kuau besar jantan tengah menampilkan tarian untuk merayu betina


Bulu tubuh Haruei berwarna dasar kecoklatan dengan bundaran-bundaran berwarna cerah serta berbintik-bintik keabu-abuan. Kulit di sekitar kepala dan leher pada burung jantan biasanya tidak ditumbuhi bulu dan berwarna kebiruan. Pada bagian belakang kepala burung betina terdapat bulu jambul yang lembut. Paruh berwarna kuning pucat dan sekitar lobang hidung berwarna kehitaman. Iris mata berwarna merah. Warna kaki kemerahan dan tidak mempunyai taji.

Suara burung kuau raja sangat keras sehingga dapat terdengar dari jarak lebih dari satu mil. Kicauan burung ini berbunyi “ku-wau”. Mungkin lantaran itu kemudian burung ini mendapatkan nama ‘kuau’.

Haruei hidup di permukaan tanah. Walaupun burung Haruei bisa terbang jarak pendek, namun kemampuan mereka untuk berlari sangat baik. Selain itu, burung haruei memiliki penciuman dan pendengaran yang sangat tajam ini menjadikannya sukar ditangkap. Membuat sarang di permukaan tanah. Dan makanannya terdiri dari buah-buahan yang jatuh, biji-bijian, siput,  semut dan berbagai jenis serangga.

Kehidupan masyarakat Dayak begitu menyatu dengan burung ini. Ia selalu hadir dalam berbagai prosesi. Biasanya, digunakan sebagai hiasan kepala. Selain itu juga digantung pada Mandau, senjata khas.
hampir setiap adat ataupun acara setiap tetua adat menggunakan bulu burung haruei di kepala, selain itu pengantin wanita dayak juga menggunakan bulu burung haruei sebagai hiasan kepala, taukah kalian bahwa dalam keseharian burung haruei merupakan burung yang pembersih. Salah satu yang unik adalah saat menjelang kawin. Seperti burung merak, Haruei jantan akan memamerkan tarian di depan kuau betina dengan mengembangkan bulu sayap dan ekor. Bulu ekor akan mengembang seperti kipas dengan dua bulu ekor terpanjang tegak menjulang di tengah-tengah ‘kipas raksasa’ tersebut. Perlahan-lahan ‘kipas raksasa’ tersebut ditarik ke depan sehingga tubuh, kepala dan kakinya tersembunyi di balik bulu. Kemudian kipas itu digetarkan sehingga menimbulkan suara gemerisik. pada masa kawin burung haruei akan membersihkan area yang akan menjadi sarangnya, disitu burung haruei jantan akan mengembangkan sayapnya menggoda haruei betina. oleh sebab itu pula bulu burung haruei sering digunakan dalam acara adat. ditambah lagi keindahan dari corak bulu yang panjang. https://lh5.googleusercontent.com/-ThaCWWR78R0/UNK0wSyl3DI/AAAAAAAAC7s/DH4xSdwnR7s/s800/Kuau%2520Besar%2520Argusianus%2520argus.jpg
Burung Haruei atau kuau besar (Argusianus argus) hidup tersebar di Indonesia (Sumatera dan Kalimantan), Thailand, Myanmar, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Habitat yang disukainya adalah hutan primer di dataran rendah hingga ketinggian 1.500 meter dpl.


Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo: Galliformes; Famili: Phasianidae; Genus: Argusianus; Spesies: Argusianus argus.



sumber: http://alamendah.org/2012/04/07/burung-kuau-raja-si-raksasa-seratus-mata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar