Email: gubernur@kalteng.go.id
|
Wakil Gubernur Kalimantan Tengah
Ir. H. Achmad Diran |
Kalimantan Tengah adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak 111º BT hingga 116º BT dan 0º 45´ LU serta 3º 30´ LS.
Kalimantan Tengah yang masih tertinggal pembangunan fisiknya dibandingkan berberapa daerah di Indonesia, sejauh ini merupakan tempat yang cukup damai dan tentram. Secara geologis ancaman bencana alam gempa bumi / tsunami tanah longsor atau banjir besar belum pernah terjadi di daerah ini. Persoalan kabut asap yang terjadi pun hanya bersifat temporer dan dalam kemarau yang amat ekstrim saja. Wilayah ini telah mampu memulihkan diri dari masalah internal etnisitas yang dahulu pernah terjadi. Kalimantan Tengah sekarang masih merupakan Propinsi terluas nomor 3 (tiga) di Indonesia setelah Papua dan Kaltim.
Nama Negara/ Wilayah
|
Luas Tahun 2007 (km²)
|
Indonesia
|
1.904.556
|
Pulau Kalimantan
|
743.330
|
Kalimantan Indonesia
|
535.834
|
Kalimantan Tengah
|
153.564
|
Netherlands
|
41.532
|
Switzerland
|
41.290
|
Israel
|
22.451
|
Singapore
|
704
|
Propinsi
ini lahir dari penataan kembali Propinsi di Kalimantan, di mana
dahulunya propinsi ini merupakan wilayah Kalimantan Selatan. Lahan
Kalteng sebagian besar masih misterius, pada bagian Selatan pada umumnya
adalah rawa-rawa dan gambut dan makin ke utara menanjak menuju jajaran
pegunungan Muller Schwaner yang sampai sekarang juga masih misterius.
Ibu
kota propinsi Palangka Raya terletak di tengah-tengah seluruh ibu kota
Kabupaten atau berada di titik sentral semua ibu kota Kabupten yang ada
di Propinsi ini. Pembangunan daerah antara Propinsi dan Kabupaten
berlangsung dalam derajad yang hampir sama, bahkan beberapa Kabupaten
telah lebih cepat berkembang dibandingkan Propinsi sendiri, seperti
Kotawaringin Timur, Barito Utara dan Kotawaringin Barat. Hal ini
dimungkinkan karena letak strategis kota Palangka Raya di tengah
Propinsi yang membuka peluang tumbuhnya wilayah-wilayah secara simultan.
Propinsi ini di huni oleh hampir seluruh anak suku bangsa yang ada di
Indonesia sekitar 12 orang per kilometer persegi dan mereka multi etnis
dan multi budaya. Namun di sana masih hadir etnis awal yaitu suku Dayak.
Apabila
anda melihat dari jendela pesawat ke permukaan daratan Kalteng, anda
harus menyibak awan keperakan yang selalu berarak di atas bumi "Isen
Mulang". Dari atas sana dengan seksama dan teliti, anda akan melihat
garis pantai Propinsi Kalimantan Tengah di Laut Jawa sejauh 750 km yang
masih sunyi sepi dan muara sungai-sungai besar seolah kepala ular naga
yang tanpa ujung. Ada 11 sungai besar dan ribuan cabang dan anak sungai.
Pada saatnya Anda akan menemukan jantung Kalimantan Tengah ibu kota
Propinsi Palangka Raya hampir berada di tengah-tengah Pulau Kalimantan.
Kota
Palangka Raya adalah kota yang lahir dari suatu grand desain asli
Republik Indonesia, yaitu kota ini di bangun oleh prakarsa Presiden RI
pertama Bapak Soekarno bersama dengan tokoh-tokoh putera daerah yang
diwakili oleh Bapak Tjilik Riwut. Kota yang di bangun oleh beragam
tangan kebersamaan anak suku bangsa. Inilah satu-satunya kota pertama
yang direncanakan dan di bangun dari tiada. Kota yang dapat dikatakan
lahir dari buah tangan di masa-masa awal kemerdekaan Republik Indonesia
Tahun 1957.
Kota
Palangka Raya dapat dikatakan sebagai tonggak sejarah pembangunan kota
bagi Indonesia, karena kota ini dilahirkan melalui buah tangan
kemerdekaan dari tiada menjadi nyata. Di kota inilah secara teratur
setiap tahunnya diadakan secara sederhana Festival Seni Budaya Dayak
"Isen Mulang". Agenda seni budaya yang merepresentasikan sebagian kecil
khazasanah seni budaya tradisional suku Dayak dan akulturasi budaya
masyarakatnya dengan masyarakat pendatang yang lainnya.
Bahwa Bung Karno pernah mencanangkan kota Palangka Raya - Kalimantan Tengah menjadi kandidat ibu kota negara RI bukanlah sesuatu yang naif, melainkan lahir dari pandangan visioner Bapak Bangsa kita ini.
Sebelum ahli geologi di dunia memberikan bukti / data bahwa Pulau Kalimantan relatif aman dari bencana gempa bumi dibandingkan pulau-pulau lainnya di Indonesia, dari sejarah pulau Kalimantan, memang secara eksplisit belum ada bukti yang menunjukkan pulau ini pernah mengalami bencana gempa bumi direct / langsung di pulau ini. Bukti yang ada dari cerita leluhur, pengalaman gempa bumi hanya terjadi sebagai imbas tidak langsung dari aktivitas vulkanik di wilayah luar Pulau Kalimantan.
Bila pada malam hari langit cerah dan kita duduk diberanda mengamati langit dari kota Palangka Raya, kita dapat melihat banyak pesawat yang melintas udara kota Palangka Raya pada ketinggian 9.000 meter ke atas. Mengamati hal ini kita dapat melihat referensi jalur penerbangan pesawat komersial dunia, ternyata memang benar banyak yang melewati udara Kalimantan / Kalimantan Tengah. Hal ini juga konkuren dengan lokasi geografi Kalimantan tengah yang berada di tengah-tengah Indonesia, dan di tengah peta dunia di antara benua-benua yang ada.
Provinsi Kalteng yang terletak di tengah-tengah diantara provinsi Indonesia di Kalimantan amat baik posisinya menjadi integrator prasarana wilayah Kalimantan. Untuk membangun jalan raya Kalimantan, Kerata api Kalimantan, Telekomunikasi Kalimantan dan lain-lain, tidak akan terpadu apabila tidak melewati wilayah Kalteng ini.
Lahan Kalimantan Tengah hanya sedikit yang subur untuk tanaman pangan, lebih banyak sesuai untuk tanaman keras. Seperti halnya kota Palangka Raya, sangat ideal untuk mendirikan bangunan infrastruktur gedung dan prasarana lainnya. Tidak ada kekhawatiran akan menggunkan lahan pertanian pangan seperti yang umumnya terjadi di pulau Jawa yang lahannya amat sesuai untuk pertanian tanaman pangan. Lahan yang amat luas di provinsi Kalimantan Tengah sebagai lahan provinsi terluas nomor tiga di Indonesia, dengan penduduk yang relatif sedikit sekitar 13 orang / km2. Disamping itu sejak pendirian Provinsi Kalimantan Tengah yang dilakukan bersama-sama oleh berbagai anak suku bangsa dengan suku Dayak tahun 1957, provinsi ini menjadi rumah besar / betang dihuni oleh multi etnis, dari segala sisi kehidupan masyarakatnya telah menggambarkan asimilasi dan akulturasi dari hampir semua anak suku yang ada di Indonesia. Kita dapat melihat komposisi masyarakat Kalimantan Tengah saat ini yang lebih dari separoh dari sekitar 2 juta penduduknya itu adalah dari berbagai anak suku bangsa yang ada di Indonesia.
Dalam lingkup pemerintahan daerah, peluang menduduki jabatan penting telah sejak lama tidak ada perbedaan antara putera daerah asli dengan para penduduk pendatang. Dari Gubernur, walikota, bupati sampai pegawai biasa, dari kota sampai pelosok, terdiri dari berbagai suku yang ada di Indonesia. Kalau boleh dikatakan, Kalimantan Tengah menjadi tempat akulturasi nasional anak-anak suku bangsa Nusantara.
Pantai Kalteng yang meliputi garis pantai di pesisir laut Jawa sepanjang 750 km tempat bermuara 11 sungai besar Kalteng, menjadi wilayah yang relatif aman bagi pembangunan pelabuhan laut dan terlindung dari turbulensi samudera karena letaknya yang memberikan proteksi dari dampak cuaca / iklim yang ekstrim.
Dari sisi sumberdaya energi, diketahui bahwa salah satu deposit batubara terbesar terdapat di Kalteng, persoalan eksploitasinya adalah berdasarkan pengalaman pengusaha batubara yang aktif saat ini misalnya di Kabupaten Murung Raya, adalah sulitnya infrastruktur pendukung yang amat minim atau hampir nol, untuk membangun kegiatan industri. Jalan darat dengan tekanan gandar yang rendah belum mampu mendukung industri berat. Potensi sumberdaya alam yang ada bila akan diusahakan akan menyebabkan biaya tinggi bagi para investor. Hal ini amat nyata, karena untuk melakukan investasi batubara misalnya, investor harus membangun semua sarana penunjangnya yang masih nol, harus membangun jalan, permukiman, membangun pembangkit listrik sendiri, mendidik / mendatangkan tenaga kerja dan lain-lain yang berakibat high cost dan tujuan investasi melenceng dari subyeknya. Investor akhirnya harus melakukan “pembangunan wilayah” dalam investasi obyek tertentu.
Dari publikasi Badan Tenaga Atom Nasional, jelas bahwa Kalteng memiliki deposit uranium yang dapat digunakan untuk pembangkit energi / listrik. Di dukung kondisi alamnya yang relatif aman dari gempa dan bencana lainnya, potensi energi listrik tenaga nuklir cukup rasional untuk dapat dikembangkan di Kalteng menghadapi krisis minyak dunia yang terus berlangsung.
Bahwa satu-satunya pulau di Indonesia ini yang dihuni bersama oleh tiga negara, maka pulau Kalimantan adalah eksistensi bagi tiga negara Malaysia, Brunei dan Indonesia. Dalam kawasan Asean, wilayah ini sebenarnya layak menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi yang cepat untuk mendukung pembangunan Indonesia, mengingat sebagian besar areal pulau Kalimantan adalah wilayah Indonesia. Kalimantan dapat menjadi arena interaksi seosial-ekonomi-budaya-politik dan lain-lain yang langsung bersentuhan kepada kawasan regional Asean, cikal bakal pergaulan internasional yang nyata dapat dimulai dan amat potensial bagi Indonesia di Kalimantan.
Dengan pembangunannya yang masih tertinggal dari daerah lain, Kalteng / Kalimantan sudah menjadi kawasan tujuan para anak suku Indonesia untuk pengembangan ekonominya, terbukti dari data statistik penduduknya yang menyatakan separoh atau bahkan lebih penduduknya saat ini adalah para pendatang dari berbagai penjuru Indonesia. Yang masih kurang di tempat ini adalah pembukaan lapangan usaha yang betul-betul menjadi “GULA” bagi Indonesia.
Pulau Kalimantan tidak perlu terlalu jauh menjadi lokasi ibu kota RI, cukup adanya kesepakatan yang konsisten dari semua pihak untuk mempercepat membangun wilayah ini menjadi tempat yang setara infrastrutkur dasarnya bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Potongan Film Dokumenter Kalteng Tahun 1957 di taruh di YouTube. Part of Central Kalimantan documentary movie is to be placed in YouTube.
Central Kalimantan is about in the centre of Borneo Island.
Central Kalimantan is one of provinces in Indonesia that lies between 111º East to 116º East and 0º 45´ North, and 3º 30´ South.
Kalimantan Tengah (Central Kalimantan) is about in the centre of Borneo Island. It is the one of Indonesian provinces. In comparison to the other provinces of Indonesia, this province is relatively in backward of the physical development stages. However, it has been a place of peaceful and lovely place for living. Geologically its area is far away from many natural disaster effects such as earthquakes / tsunami, land slides and others. The problem of smog during long summer days is only a temporary of extreme cause to affect the small portion of the most of natural living style of local community. This area has been able to be stable and recover from an internal ethnical riot in year 2001.
Central Kalimantan is still the one of largest area of Indonesian provinces. It has been number three among the provinces of Papua and East Kalimantan.
The province was borne as the result of reorganization of Indonesian provinces in Kalimantan. It used to be a part of South Kalimantan Province.
Most of the land of the province is still mysterious, Southern part in general is cover by peat land and tidal areas. Across to the North, the landscapes come to the mountainous area of the Muller Schwanner mountain belt. This also is still to be a mysterious place for people.
Capital of the province is Palangka Raya. This city is in the centre from the all districts in the province. There is no so much different level of the development stages between the province and the districts; instead many of districts have been able to achieve a relatively bigger progress of development than the province, such as district of Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat and Barito Utara. This is caused by the leading position of Palangka Raya in the centre of province to bring about better simultaneous growing stages to the hinterland areas. Nowadays, inhabitants of this province are only about 12 person per square kilometers and they are multi ethnic and multi cultural from all over Indonesian. However the first native inhabitant is the Dayak tribes.
Whenever you take a look from the window of a plane to the land surface of Central Kalimantan, you have to find a way to disclose the almost forever silvery clouds in the blue sky that always cover sky of the Isen Mulang (or no retreat land). If it is enable, with a curious and distinctive effort, at first, you may be able to have a look to the almost virgin and silent shoreline of the province in the beach of Java Sea along 750 kilometers, there the downstream of big rivers comes to the end as just look like the head of big dragon in a never ending body. There are 11 big rivers and thousands of tributaries and small rivers. By the time you will see the hearth of Central Kalimantan, the province's capital of Palangka Raya that is lied down almost in the centre of Borneo Island.
Palangka Raya is a small city that has been created from nothing, as a result of grand design of Republic of Indonesia in the earlier time of Indonesian independence. The city was erected by the first President of Indonesia, Mr. Soekarno in togetherness with Mr. Tjilik Riwut and the local leaders of native people of Dayak. However, the city has been built hand in hand by almost all of the peoples of Indonesian. This is the only one of first city that has been planned and built from nothing in Indonesia. The city can be said as a nice gift of the earlier time of Indonesian independence that is in 1957.
Palangka Raya city can bee seen as a corner stone of a city development in Indonesia, because it was borne as the result of the fruit of Indonesian independence. It is from nothing to anything. This is the one reason for annually event in the city has been arranged in an annual festival of Art and Culture of Dayak that is so called Isen Mulang Festival. This is an agenda of art and culture of the traditional Dayak tribes and their cultural blending to the outsides of their world. This event calendar takes place at month of May in every year.
(sumber: http://kalteng.go.id/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar